Perbedaan Antara Ilusi Dan Halusinasi Yang Sering Orang Salah Kaprah

Kekeliruan Dalam Berbicara Bisa Menimbulkan Permasalahan Yang Besar

Saat orang depresi atau mengalami gangguan mental, mereka rentan mengalami ilusi atau halusinasi, dan delusi. Tapi orang yang mengalami ilusi, delusi maupun halusinasi, tidak bisa dikategorikan dalam satu jenis gangguan mental. Tidak berarti dalam satu jenis gangguan mental, mereka akan mengalami hal yang sama. Misalnya tidak selamanya orang yang mengidap skizofrenia akan mengalami ilusi, delusi, halusinasi. Tapi orang yang mengidap skizofrenia pasti akan mengalami salah satu dari itu. 

Perbedaan Antara Ilusi Dan Halusinasi Yang Sering Orang Salah Kaprah

Jadi orang yang mengalami ilusi, delusi maupun halusinasi belum bisa dikatakan atau didiagnosa mengidap skizofrenia. Dan perlu kita ketahui juga bahwa ilusi dan halusinasi itu adalah dua hal yang berbeda. Mungkin bagi yang awam masih sedikit bingung apa perbedaannya. Apa yang membedakan antara ilusi dan halusinasi. Ilusi adalah dimana kita melihat suatu objek, dan kita membayangkan objek tersebut berubah wujud, entah objek tersebut terlihat meleleh, atau malah bergerak, dll.

Dan halusinasi adalah dimana kita tanpa memerlukan sebuah objek pun, kita bisa melihat ada sesuatu disana, kita meyakinkan diri kita bahwa ada sesuatu disitu. Padahal tidak ada apa-apa. Itulah halusinasi. Jadi jelas berbeda bukan ilusi dan halusinasi. Disini kita sudah paham akan perbedaan dari kedua kata tersebut. Jadi jangan sampai kita salah mengartikan dan salah memberikan informasi soal ilusi dan halusinasi. Karena banyak orang yang berpikir itu sama saja. Padahal itu jelas berbeda. Jadi sekarang sudah tidak sulit lagi membedakan apa itu ilusi dan apa itu halusinasi. 

Rasanya itu hal yang sepele, tapi untuk dunia medis, dunia kesehatan mental psikologi, keterangan yang diberikan oleh pasien atau si penderita sangat penting dan penggunaan katanya ilusi dan halusinasi sangat penting, karena itu yang akan menentukan si ahlinya untuk memberikan diagnosa. Karena beda gejala beda lagi jenis gangguan mental. Tidak semudah atau segampang yang masyarakat umum pikirkan. Dan untuk penyembuhannya juga berbeda. Untuk dokter menanganinya juga berbeda setiap jenis gangguan mental. Tidak bisa dipukul rata.