Mengenali Teknik Penulisan Agraphia Yang Sudah Ada Sejak Lama

Tahukah Kamu kalau menulis graf serta tutur mengaitkan banyak kapasitas otak. Walaupun cara ini bisa jadi nampak sepele, menulis bisa jadi tidak bisa dicoba oleh pengidap agrafia sebab bagian otak yang berbicara lewat catatan cacat. Tidak hanya itu, sebab bahasa catat serta perkataan diperoleh lewat jaringan saraf di otak, orang dengan situasi ini bisa hadapi permasalahan komunikasi yang lain.

Temui Agraphia

Otak menggenggam andil sangat berarti kala seorang berbicara. Misalnya, dalam menulis, otak mulai dengan memilah huruf- huruf yang membuat suatu tutur, setelah itu mengonsep gimana sepatutnya ditulis, serta kesimpulannya menyalinnya dengan cara raga. Dikala cara ini berjalan, otak hendak lalu bertugas buat memastikan graf mana yang hendak timbul berikutnya.

Tetapi pada pengidap agrafia, perihal ini nyaris tidak bisa jadi sebab bagian otak yang ikut serta dalam cara menulis hadapi luka ataupun luka. Akhirnya, otak hadapi kesusahan merangkai perkata.

Tidak hanya agrafia, kehancuran otak di zona ini pula bisa menimbulkan afasia, ataupun lenyapnya keahlian berdialog. Kemudian terdapat pula yang diucap alexia, ialah lenyapnya keahlian buat mengidentifikasi perkata yang dibaca lebih dahulu. Sebutan lain buat Alexia merupakan tunanetra tutur.

Tipe AGRAFIA

Terkait pada bagian otak mana yang cacat, agrafia bisa dipecah jadi 2 jenis, ialah:

Agrafia sentral

Luka otak bisa membuat pengidap agraphia esensial tidak bisa menulis perkata, walaupun mereka sendiri menguasai maksudnya. Dari sana, terdapat mungkin tulisannya kerap salah ataupun lapisan tuturnya bermasalah. Berikutnya terdapat sebagian tipe agraphia esensial berbentuk:

Grafis yang dalam

Luka pada lobus parietal kiri otak bisa mengusik keahlian mengenang gimana perkata dieja. Keahlian ini, yang diketahui selaku ingatan ortografis, bermasalah.

Maksudnya, pengidap deep agraphia tidak cuma hadapi kesusahan mengeja tutur, namun pula kesusahan memikirkan gimana tutur itu wajib diucapkan( keahlian fonologis).

Tidak hanya itu, pertanda lain dari deep agraphia merupakan penentuan tutur yang salah tetapi berhubungan, misalnya memilah tutur drink sementara itu sepatutnya air.

Alexia dengan agrafia

Situasi ini menimbulkan seorang kehabisan keahlian membaca serta menulis. Mereka bisa melafalkan perkata, namun tidak lagi mempunyai akses ke ingatan ortografis, yang bermuatan ingatan graf untuk graf. Terlebih bila perkata yang diartikan mempunyai pelafalan yang kompleks.

Denah leksikal

Kehabisan keahlian mengeja perkata yang tidak dieja dengan cara fonetis. Maksudnya, lebih susah untuk mereka buat mengeja leksikal dari perkata bunyi.

Denah fonologis

Kebalikan dari leksikalgrafi, ialah lenyapnya keahlian melafalkan tutur dengan betul. Tidak hanya itu, mereka lebih sanggup menulis perkata dengan arti aktual semacam kucing ataupun meja dibanding dengan rancangan abstrak semacam yakin diri ataupun harga diri.